Jumat, 07 Maret 2014

Pengertian hadits

A. PENGERTIAN HADITS
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah.

B. MACAM-MACAM HADIST DAN PENJELASANNYA
a. Pembagian Hadits dilihat dari banyak sedikitnya Perawi Hadits Mutawatir: Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir: Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath’iy. Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama. Hadits Ahad: Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah “zhonniy”. Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad emmbagi menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha’if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, ditinjau dari segi nilai sanad : Hadits Shahih Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu’allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an. Harus bersambung sanadnya Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil. Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya) Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) Tidak cacat walaupaun tersembunyi. Hadits shohih dibagi dua: Shohih Lizatihi, yakni hadits yang shohih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lainnya. Contohnya adalah sabda Nabi Muhammad saw., “Tangan di atas (yang memberi) lebih baik dari tangan di baivah (yang menerima). “ (HR. Bukhori dan Muslim) Shohih Lighoirihi, yakni hadits yang keshohihannya diperkuat dengan keterangan lainnya. Contohnya sabda Nabi Muhammad saw., “Kalau sekiranya tidak terlalu menyusahkan umatku untuk mengerjakannya, maka aku perintahkan bersiwak (gosok gigi) setiap akan sholat.“ (HR. Hasan) Dilihat dari sanadnya, semata-mata hadits Hasan Lizatihi, namun karena dikuatkan dengan riwayat Bukhori, maka jadilah ia shohih lighoirihi. Hadits Hasan Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syah. Hadits hasan dibagi dua: Hasan Lizatihi, yakni hadits yang dengan sendirinya dikatakan hasan. Hadits ini ada yang sampai ke tingkat lighoirihi; Hasan Lighoirihi, yakni hadits yang derajat hasannya dibantu dengan keterangan lainnya. Contohnya sabda Nabi Muhammad saw., “Sembelihan bagi bayi hewan yang berada dalam perut ibunya, cukuplah dengan sembelihan ibunya saja.“ (HR. Tirmidzi, Hakim, dan Darimi) Hadits di atas jika kita ambil sanad dari Imam Darimi, adalah Darimi menerima dari 1) Ishak bin Ibrohim, dari 2) Itab bin Bashir, dari 3) Ubaidillah bin Abu Ziyad, dari 4) Abu Zubair, dari 5) Jabir, dari Nabi Muhammad saw. Nama yang tercela dalam sanad di atas adalah nomor 3 (Ubaidillah bin Abu Ziyad). Sebab menurut Abu Yatim ia bukanlah seorang yang kuat hafalannya dan tidak teguh pendiriannya. Hadits Dha’if Ialah hadits yang tidak memenuhi syarat shohih dan hasan, hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil b. Pembagian Hadits Menurut Macam Periwayatannya Hadits yang bersambung sanadnya Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu’ atau Maushul. Hadits yang terputus sanadnya Hadits Mu’allaq Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha’if. Hadits Mursal Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu. Hadits Mudallas Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya. Hadits Munqathi Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi’in. Hadits Mu’dhol Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’it dan tabi’in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi’in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha’if. c. Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawi Hadits Maudhu’ Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits. Hadits Matruk Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta. Hadits Mungkar Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur. Hadits Mu’allal Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu’allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma’lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu’tal (hadits sakit atau cacat). Hadits Mudhthorib Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan. Hadits Maqlub Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi). Hadits Munqalib Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah. Hadits Mudraj Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya. Hadits Syadz Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz. C. BEBERAPA PENGERTIAN (ISTILAH) DALAM ILMU HADITS Hadist Muttafaq ‘Alaih Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari – Muslim. As Sab’ah As Sab’ah berarti tujuh perawi, yaitu: Imam Ahmad Imam Bukhari Imam Muslim Imam Abu Daud Imam Tirmidzi Imam Nasa’i Imam Ibnu Majah As Sittah Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal. Al Khamsah Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim. Al Arba’ah Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim. Ats tsalatsah Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah. Perawi Yaitu orang yang meriwayatkan hadits. Sanad Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga. Matan Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya. D. BEBERAPA KITAB HADITS YANG MASYHUR / POPULER Berikut dibawah ini adalah beberapa kitab-kitab hadis yang terkenal : Shahih Bukhari, disusun oleh Bukhari (194-256 H) Di dalam Shahîh al-Bukhariy terdapat 7275 hadits termasuk yang diulang, sedangkan jumlahnya tanpa diulang sebanyak 4000 hadits. Ada ulama yang mengatakan bahwa hanya sedikit saja yang tidak dimuat mereka dari hadits- hadits shahih lainnya. Namun pendapat yang benar adalah bahwa banyak hadits-hadits shahih lainnya yang terlewati oleh mereka berdua. Imam al- Bukhariy sendiri mengakui hal itu ketika berkata, “Hadits-hadits shahih lainnya yang aku tinggalkan lebih banyak.” Dia juga mengatakan, “Aku hafal sebanyak seratus ribu hadits shahih dan dua ratus ribu hadits yang tidak shahih.” Shahih Muslim, disusun oleh Muslim (204-262 H) Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah yg berkata “Aku menulis bersama Muslim utk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.Dalam pada itu Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz bahwa jumlah hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yg berulang-ulang penyebutannya sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yg tidak disebutkan berulang.Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya “Tidak tiap hadits yg sahih menurutku aku cantumkan di sini yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yg telah disepakati oleh para ulama hadits.”Imam Muslim pernah berkata sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yg diterimanya “Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini.”Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yg diriwayatkan dalam Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut “Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadits dalam kitabku ini melainkan dgn alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadits daripadanya melainkan dgn alasan pula.”” Sunan Abu Daud, disusun oleh Abu Dawud (202-275 H) Sunan at-Turmudzi, disusun oleh At-Turmudzi (209-279 H) Sunan an-Nasa’i, disusun oleh an-Nasa’i (215-303 H) Sunan Ibnu Majah, disusun oleh Ibnu Majah (209-273). Imam Ahmad bin Hambal Imam Malik Ad-Darimi HADIST BERTENTANGAN DENGAN ALQURAN Bagaimanakah kalau ada hadis yang bertentangan dengan alquran ? Kalo Ada hadits yang bertentangan dengan Al Quran, maka hadis tersebut tertolak.   telusuri dulu sanad dan matannya. Termasuk waktu kejadian nya, kapan turunnya dll. R asulullah bersabda (dalam hadis mutawatir), ‘Barang siapa yang sengaja berdusta atasku maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari neraka.’ Dalam hadis lain, ‘Barang siapa menceritakan hadis dariku, yang diduga ia adalah dusta, maka ia termasuk dari dua pendusta.’ Namun, tugas akal–kaitannya dengan Alquran dan as-sunnah, ialah untuk memahaminya, bukan untuk menolak dan membantahnya. Jadi, kalau ada pertentangan maka yang disalahkan adalah akal, bukan nash.” (Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi) Allah berfirman jika ada perselisihan persoalan maka kemblikan msalah itu kepada AlQuran “Apapun yang kamu perselisihkan, maka putusannya (hendaklah di kembalikan) kepada Allah”. (QS : Asy Syuura 10) itu artinya kembalikan semua kpd Alquran jika terdapat hadits yg bertentangan dengan Alquran maka hadits itu tertolak Pengumpulan hadis sebagai kitab baru muncul sekitar 200 tahun setelah wafatnya Rasulullah Sallallahu ‘alaiwi wasallam jadi sangat rentan juga hadits-hadits palsu yg bukan langsung dari rosulullah beredar seperti contohnya hadits dari hisam yg meriwayatkan umur aisyah yg benar-benar salah tidak mendasar . Sangat gampang untuk membuat hadits palsu/dhoif berikut yg bukanlah berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, contoh : “dari moslem bin annas bin marwah alkhatiri .dlam riwayatnya,rosulullah pernah bersabda : berzinalah kalian,karena zina itu tidak termasuk dosa” (HR. moslem dan sahih moslem vol sekian sekian) HADIST PALSU di atas tertolak dikarenakan : 1.) karena kita harus telusuri dulu perangainya si moslem tadi, jujur kah orangnya dalam keseharinya? ber akal sehat kah si moslem ini ? terputus kah silsilahnya perawinya dia ? dan memang si moslem ini selama hidupnya tidak pernah bersama-sama rosulullah dan si moslem ini selama hidupnya berada di Indonesia . 2.) hadits ini tertolak karena bertentangan dengan Al-Quran itu artinya hadits ini bukanlah asli dari rosulullah , dalam AlQuran tidak boleh mendekati zina dan berzina termasuk dosa besar dan ini sangat jelas bertentangan dari hadits yg di buat oleh “moslem tadi dengan Al-Quran. Akhirnya selesai juga artikel lengkap mengenai hadist , jika ada yang salah tolong dibenarkan!

Sumber Artikel: http://www.masuk-islam.com/pembahasan-hadits-lengkap-pengertian-hadist-macam-macam-hadist-dan-penjelasannya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar